Kamis, 14 Januari 2010

SHARING TENTANG PERTAPAAN AWAM

Romo............ yang terkasih


Salam kasih dalam Yesus Kristus,

Sebelum mengetik lebih lanjut saya sudah merasakan gembira yang luar biasa karena Romo bersedia memberikan waktu bagi sharing ini.
Memang wacana yang kami email kepada Romo tersebut berkembang. Namun sesungguhnya berangkat dari kerinduan yang sederhana yaitu merindukan "PEMULIHAN" akibat jatuh bangunnya pasangan suami-isteri dalam persoalan : Keharmonisan - Ekonomi - Kesehatan - Pelayanan. Seperti latar belakang yang kami tulis pada email yang lalu. Jadi diri kami (saya) sendiri mengalami perihal tersebut.

Kondisi tersebut kami konseling ke beberapa Romo diantaranya :
1. Curhat dan mengaku Dosa kepada Rm Hendrikus Darmodjo, OCarm dan
beliau menyampaikan ide tentang " BIARA AMATIR "

2. Dalam perjalanan kehidupan sehari-hari kami sadari ternyata Umat seperti kami (saya) ini
lumayan banyak artinya : Dinamika Rumah Tangga dengan pelbagai pencobaan.

3. Kami menemukan fakta bahwa penanganan untuk umat seperti kami tidak atau kurang
intensif sehingga kompensasi mereka ada yang tidak sehat...Misalnya:
Bunuh diri...Mabok...Kawin lagi...Kumpul kebo...dan semakin jauh dari Gereja...dst.nya...

4. Kami menangis terhadap diri kami sendiri...tetapi juga menangis melihat orang-orang
seperti kami terlantar tak terurus dengan baik...siapa yang salah ? tidak ada yang salah ?!
tetapi perlu dicari bagaimana memperoleh pemulihan....!!!!

5. Kami sudah mencoba mendaftarkan diri ke OCSO, karena bukan dari Bujangan dan Usia
sudah 47 tahun, OCSO tidak merespon alias ditolak. Kami pernah mencoba sedikit
menulis surat kepada ordo lain yang ada pertapaannya yaitu Rm Yohaners Indra
Kusuma,OCarm juga sama tidak direspon.

Dari latar belakang tersebut diatas kami teringat kembali kepada Rm Hendrikus Darmodjo, OCarm, yaitu " BIARA AMATIR "
Namun bagaimana kami memulai kami tidak tahu...kami konseling ke beberapa Romo...bahkan ada beberapa Romo yang menertawakan kami ...atau marah...(maaf).

Romo Almarhum yaitu Rm Yulius Haryanto, CM semasa beliau masih hidup, BELIAU membangkitkan semangat kami dan menemukan apa yang harus kami kerjakan :

1. Pertama-tama kami harus punya Komunitas
2. Kedua kami harus mempunyai Sumber Kehidupan
3. Kami harus mempunyai Lokasi

Namun Tuhan telah memanggil Rm Yulius Haryanto, CM untuk menghadap ke Sorga sebelum kami sempat berbicara lebih kongkrit. Kami menangis kepada siapa lagi harus konseling...??? kalau Rm Hendrikus Darmodjo, OCarm tempatnya cukup jauh di Pertapaan Tumpang Malang dan beliau tidak ada akses Internet atau Faximail, sekali-kali sekedar SMS an yang sangat terbatas komunikasinya.

Hidup kami jalani saja...tetapi kami tidak puas dengan hidup tanpa Solusi bagi kami...apalagi bagi ORANG LAIN ?
Kami tidak tahu...apa ini rencana Tuhan apa bukan...tetapi kami bertekat untuk merealisasi walaupun tanpa dukungan dari siapapun...kami ingin merealisasi setidaknya bagi diri kami sendiri...yang mencari " PEMULIHAN ATAS DOSA-DOSA KAMI yang mengakibatkan RUMAH TANGGA KAMI DALAM GONCANGAN "
Kami imani ...Pemulihan dari Manusia tidak sama dengan Pemulihan dari Tuhan Yesus...
Itulah sebabnya kami berniat selain Pemulihan bagi diri kami Sendiri...alangkah
" INDAHNYA "
berguna juga bagi Umat yang mengalami persoalan seperti kami ini...yang mencari Solusi tetapi belum mendapatkannya...atau belum ada yang " MEWADAHI " ...dan kami rindu menyerahkan seutuhnya kepada Tuhan dengan cara bermeditasi...beradorasi...
bertapa...

Hidup kami lalui lagi mengalir seperti sungai.....apa rencana Tuhan selanjutnya bagi kami...saya tidak tahu...suatu hari kami diundang Rm FX Zein, Opus Dei ( sudah berkarya di Keuskupan Surabaya semenjak Januari 2009 ) dan disana kami sempat juga membaca karya-karya Opus Dei.
Disanalah muncul wacana ... seandainya Tuhan berkenan...kami ingin menyelam sekaligus minum airnya juga artinya :

1. Kerinduan berTAPA
2. Punya Lokasi
3. Sekaligus Lokasi tersebut untuk bertani sebagai sumber kehidupan.

Syaratnya Lokasi tsb Tanah Irigasi bukan Tanah Tadah Hujan. Agar memenuhi untuk
sumber kehidupan sebagai petani... kami merencanakan minimum setengah hektar syukur
bisa lebih besar ....( kami mawas diri ...mungkinkah ? )...bilamana kelak berkembang ...
4. Mewadahi Umat atau Orang-Orang yang memiliki persoalan seperti kami
Tentu ada RUMAH atau asrama sederhana...atau tempat untuk mewadahi konseling ......
5. Kami sadari kami bukan Biara ...bukan Pastor...Bukan Imam...
Itulah kami harus punya Lokasi yang dekat Gereja... dimana ?....dimana saja ...syukur bila
dilokasi pedesaan yang hening dan harga tanahnya masih murah dan menunjang situasi
dan kondisi yang kondosif.
6. Kami sadari kami memerlukan bimbingan......
Di pertapaan awam semacam itu perlu ada seorang pembimbing yang kompeten.
Sebab jikalau tidak, nanti yang datang tidak tahu akan apa yang diperbuat. Juga harus
punya program di dalamnya.
7.
Izin dari hirarki (imam/Uskup setempat) perlu diperhatikan. Kami sadari semuanya itu....namun seperti kami
sebutkan diatas ...
kami bertekat untuk
merealisasi walaupun tanpa dukungan dari siapapun...setidaknya untuk diri kami sendiri
dulu..
.walaupun belum terwujud mewadahi untuk yang lain...Komunitas itu penting...namun
memerlukan ...Izin dari hirarki (imam/Uskup setempat)...itulah sebabnya kami serahkan
kepada Kehendah Tuhan...kami tidak bisa tanpa campur tangan Tuhan ...bila Tuhan punya
MAU terserah Tuhan apa yang akan terjadi nanti...

Demikian sharing ini....semoga Romo berkenan selalu menerima CURHAT kami.
dan mohon balasan.
Tuhan memberkati selalu...


Surabaya, 28 Agustus 2009
Hormat kami
Paulus ASP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar